Teolog Eropa yang Membawa Reformasi Besar di Gereja
Teolog Eropa yang Membawa Reformasi Besar di Gereja – Teologi menjadi hal yang menarik dibicarakan. Dari periode perkembangan manusia, teologi pun mengalami banyak perkembangan. Tiap agama yang ada di dunia memiliki …
Teolog Eropa yang Membawa Reformasi Besar di Gereja – Teologi menjadi hal yang menarik dibicarakan. Dari periode perkembangan manusia, teologi pun mengalami banyak perkembangan. Tiap agama yang ada di dunia memiliki tokoh-tokoh dan pandangan teologis masing-masing. Teologi menjadi suatu ilmu yang mempelajari dan merefleksikan misteri tentang Ilahi atau Tuhan dan memang ada perkembangan dan pandangan tersendiri dari tiap tokoh masing-masing.
Ada pandangan yang kemudian dianggap sejalan dengan ajaran agama, tapi ada juga pandangan dan refleksi teologis yang justru dianggap tidak sejalan dengan suatu ajaran agama sehingga teolog yang menyampaikan ajaran dan pemahamannya itu pun dianggap sebagai seorang yang membelot dari agamanya. Hal serupa pun sempat terjadi juga dalam perjalanan teolog-teolog dari agama Katolik di seluruh dunia. Sebagian besar teolog ternama memang berpusat di negara-negara Eropa dan pernah terjadi suatu hal yang membawa reformasi besar dalam gereja katolik.
Tokoh yang dimaksud tersebut adalah Martin Luther. Luther merupakan sosok teolog berkebangsaan Jerman dan juga sekaligus merupakan seorang pastor di gereja Katolik. Luther menjadi tokoh besar yang membawa reformasi dalam Gereja Katolik di masa itu dengan pendapat-pendapatnya yang memberikan kritik dan protes ke Gereja Katolik di masa itu.
Karena pandangannya dan kegigihannya terhadap apa yang sudah diyakininya, Luther bahkan diekskomunikasikan dari Gereja. Bahkan, ada yang juga menyebut Luther sebagai bidaah di masa itu karena pandangannya bertentangan dengan Gereja. Kritik dan pandangan yang disampaikan tidaklah salah karena itu berkaitan dengan praktik Gereja Katolik di masa itu yang dianggap sudah melenceng dari jalan yang seharusnya. Ini pun kemudian melahirkan gereja Kristen Protestan yang ada saat ini. Konflik yang terjadi di masa lampau pun sudah dihapuskan. Ini tentu tidak lepas dari peran Luther yang menyuarakan pendapatnya walau sempat menjadikan dirinya sebagai bidaah di Gereja Katolik.
Sosok Martin Luther adalah seorang pemuda yang lahir di Eisleben pada 10 November 1483. Dia adalah anak dari Hans Luther dan juga Margarethe Lindemann. Kedua orang Luther tidak ingin anaknya untuk mengikuti jejak orang tuanya dan ingin Luther berkembang dan mempunyai karir yang lebih bagus. Karena itu, Luther pun digadang menjadi seorang pengacara. Karena keinginan orang tuanya itu, Luther pun dikirim ke Magdeburg pada tahun 1497. Sebelum berangkat ke Maddeburg, Luther diminta untuk studi bahasa Latin. Usai dari Magdeburg, Luther melanjutkan studinya di bidang retorika dan logika dan ini berlanjut hingga akhirnya Luther berhasil memperoleh gelar sebagai Master of Art dari Universitas Erfurt. Secara spesifik, dia fokus studi pada bidang logika, metafisika, dan juga retorika.
Walau diharapkan menjadi seorang pengacara, Luther ternyata memilih jalan hidup lain. Suatu peristiwa membuatnya mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Di 2 Juli 1505, Luther yang tengah dalam perjalanan ke kampus ada petir yang menyambar dan hampir mengenai Luther. Ini membuatnya ketakutan dan kemudian membuatnya ingin menjadi biarawan. Ketakutannya akan kematian dan penghakiman abadi usai kematian membuatnya tegas untuk berhenti studi di bidang hukum dan kemudian masuk ke biara St. Augustine yang ada di Erfurt pada 17 Juli 1505. Pendamping rohaninya, Johann con Staupitz menyarankan agar Luther mengalihkan fokusnya pada Yesus Kristus daripada hanya memikirkan dosanya saja. ini membawa perubahan besar padanya hingga kemudian dia ditahbiskan pada 3 April 1507 di Katedral Erfurt dan ditugaskan untuk mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Selain menjalankan tugasnya sebagai pengajar, Luther tidak berhenti dengan studinya. Ini dibuktikan dengan gelar Sarjana Kitab Suci hingga gelar Doktor Teologi yang dia dapatkan. Dengan gelar yang dia terima, jabatan Luther pun meningkat di Fakultas Teologi yang ada di Universitas Wittenberg yanag menjadi tempat perutusannya.
Suatu hal besar memantiknya yang kemudian menjadi cikal bakal reformasi gereja yang dia suarakan. Di tahun 1516, ada seorang imam dari Ordo Dominican bernama Johann Tetzel yang diutus ke Jerman untuk menjual surat pengampunan. Ini merupakan suatu bentuk praktis yang memang banyak dikritisi bertahun-tahun kemudian dan menjadi salah satu borok dari gereja Katolik di masa itu. Salah satu tujuan dari penjualan surat pengampunan ini adalah untuk mengumpulkan dana untuk membangun Basilika Santo Petrus yang masih berdiri megah sampai sekarang. Kedatangan Tetzel di Jerman disambut baik dan kemudian dia dilantik dengan jabatan khusus oleh Uskup Agung Mainz, Albrech von Bradenburg. Luther yang tahu akan adanya praktik jual beli pengampunan ini tidak terima dan menyurati Uskup von Bradenburg untuk menyampaikan protesnya. Tak hanya sampai di situ saja, Luther yang mendapatkan kesempatan sebagai delegasi dalam Konferensi Gereja Katolik di Roma kembali menyuarakan protesnya terhadap tindakan korup yang dianggap amoral itu.
Perjuangan Luther tidak hanya sampai di situ. Dia mendapatkan pencerahan tersendiri dan membuatnya sadar bahwa beragama dan beriman tidak semata pada dogma saja tapi justru berpusat pada iman itu sendiri sebagai sumber yang membawakan keselamatan. Dengan pencerahan yang dia dapatkan, Luther semakin berani menyuarakan gagasannya. Surat yang dia sampaikan ke Uskup von Bradenburg pun tersebar ke seluruh Jerman dan dikenal dengan nama Ninety-five Theses. Tak hanya di Jerman, surat itu menyebar juga ke negara lain hingga akhirnya sampai ke Paus di Vatikan. Paus Leo pun memberikan ancaman agar Luther menarik suratnya itu kalau tidak ingin diekskomunikasi dari Gereja Katolik. Luther Justru membakar surat itu pada 10 Desember 1520 sehingga Luther resmi diekskomunikasikan. Bahkan dalam dekrit Worms pada 1521, Luther dinyatakan sebagai terpidana bidaah. Walau sudah diekskomunikasi dan bahkan mendapatkan cap bidaah, ternyata banyak orang yang berpihak pada Luther dan membuahkan aliran Lutheranisme yang kemudian menjadi cikal bakal gereja Kristen Protestan sampai sekarang. Luther pun sempat berkeluarga dan memiliki enam anak sambil tetap mengajar di Universitas Wittenberg. Luther pun tutup usia pada 18 Februari 1546 usai terkena stroke.