Choan-Seng Song dan Gagasan Teologisnya
Choan-Seng Song dan Gagasan Teologisnya – Bila berbicara teologi dalam agama Katolik, sebagian besar adalah tokoh-tokoh dari negara Barat. Ini tidak lepas dari perkembangan awal Gereja Katolik yang juga banyak terjadi di negara-negara Barat hingga kemudian sampai di Asia dan benua lainnya bersamaan dengan eksplorasi dunia di masa itu. Para tokoh pemikir di bidang teologi, kitab suci, dan filsuf memang merupakan orang-orang besar yang berkontribusi besar bagi perkembangan ajaran dan pemikiran agama Katolik yang ada sekarang ini. Namun seiring perkembangan jaman yang ada dan situasi manusia yang terus berubah, muncul tokoh-tokoh lain dari belahan dunia lainnya sehingga tidak lagi sebatas terpusat di Barat saja. Ada Teologi Pembebasan dari Gustav Gutierrez di Amerika Latin. Di Asia pun, ada sosok teolog yang cukup terkenal, dan dia adalah Choan-Seng Song. Song merupakan seorang teolog Katolik dari Asia, tepatnya dari Taiwan. Teologinya bercermin pada situasi yang sangat menggambarkan situasi umum di Asia yang tentu sangat berbeda dengan situasi di Barat.
Konteks teologi dari Choan-Seng Song memang sangat erat dengan situasi Asia. Sebelum agama Katolik masuk dan berkembang di Asia sendiri, banyak negara dan suku yang sudah mempunyai gagasan imannya sendiri, baik itu dinamisme dan animisme yang telah ada sejak turun temurun dari masa nenek moyang. Ditambah lagi, Asia merupakan suatu wilayah dengan banyak negara dan dalam satu negara, sudah hal yang umum ketika ada banyak kebudayaan dan kemajemukan di dalamnya. Banyak juga agama-agama dan keyakinan yang lahir dari wilayah-wilayah di Asia sehingga konteks ini menjadi suatu situasi yang mengilhami pandangan dan pemikiran teologis dari Choan-Seng Song. Walau kemudian pandangan dan pemikiran teologis dari Song ini banyak juga disanggah tapi juga didukung, sosok Choan-Seng Song tetap menjadi teolog Asia yang sangat berpengaruh.
Choan-Seng Song adalah seorang pria yang lahir di Taiwan pada 1929. Dia mengenyam pendidikan tingginya di National Taiwan University dan kemudian melanjutkan studinya lebih jauh lagi di bidang teologi. Dia studi New College yang ada di Edinburg dan masih didukung juga dengan studi lain di Theological Seminary yang ada di New York, Amerika Serikat. Dengan latar pendidikan yang dia miliki, Choan-Seng Song menjalankan karir sebagai seorang professor di Pacific School of Religion yang ada di Berkeley, California. Bidang yang dia ajar tidak saja di studi teologi tapi juga dalam bidang kebudayaan Asia. Tak hanya itu, Song juga merupakan seorang yang berprofesi di World Alliance of reformed Churches yang berlokasi di Jenewa.
Studi yang dia lakukan bertahun-tahun membuatnya merefleksikan teologi dengan pendekatannya sendiri. Refleksi dan gagasan teologisnya tidak sepenuhnya sejalan dengan teologi Barat tapi lebih merujuk pada situasi konkret yang ada di Asia. Konteks pemikirannya memang sangat kental dengan situasi umum yang ada di Asia yang mana ini sangat berbeda dengan Barat. Dengan pemikirannya yang kemudian dia refleksikan dan olah lebih dalam, Choan-Seng Song mulai menulis dan tulisannya ini pun banyak dijadikan bacaan dan pembicaraan tak hanya di Asia tapi juga di Eropa dan Amerika. Lebih lagi, dia berkarir di Amerika sehingga publikasinya juga lebih cepat menyebar. Ada tiga buku utama yang dia tulis. Buku pertama adalah Christian Mission in ReconstructionL An Aisa Attempt yang dia tulis pada 1976. Lalu, buku keduanya adalah Third-Eye Theology: Theology in Formation in Asian Setting yang ditulis pada 1979, dan ada buku ketiga yang hadir di tahun 1982 dengan judu The Compassionate God. Tiga buku ini memang sangat terkenal di kalangan teolog di berbagai negara dan kemudian disebut sebagai trilogi teologi dari Choan-Seng Song. Selain tiga buku itu, masih ada banyak buku lainnya dan beberapa juga sampai diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan menjadi banyak kajian.
Salah satu tujuan dari pemikiran teologis dari Choan-Seng Song adalah tentang aplikasi biblis. Situasi di Asia menjadi konteks yang cukup signifikan dan ini membuat Song merefleksikan bagaimana nilai-nilai biblis itu benar-benar bisa diresapi dengan baik dalam kaitannya dengan konteks budaya dan keragaman yang ada di Asia. Teologi yang dibawakan Choan-Seng Song tidak terpaku pada teologi Barat. Sebaliknya, Song mencoba merumuskan teologi Asia yang tidak saja sekedar terpaku dan terbatas pada lingkup Gereja Katolik saja tapi juga pada aspek masyarakat Asia yang sangat majemuk.
Salah satu gagasan teologisnya menunjukkan keberatannya pada teologi Barat ketika itu diaplikasikan dan diwujudkan dalam negara-negara Asia. Song beranggapan bahwa teologi dari Gereja Katolik tidak sebatas pada gagasan di Barat saja tapi teologi yang ada itu harus benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh masyarakat Asia dan dipahami dengan baik dengan tetap mempertimbangkan kondisi konkret yang ada di masyarakat Asia, termasuk dalam kemajemukan budaya dan keyakinan yang ada. Gagasan teologis dari Barat seolah menjelaskan pemikiran dan refleksi iman serta ketuhanan yang terbatas pada masyarakat Barat saja. Padahal bagi Choan-Seng Song, Allah tidak hanya merupakan Tuhan bagi orang Barat, tapi juga Allah bagi orang Asia dan orang dari wilayah lainnya. Karena itu, teologi Kristen juga perlu mampu merefleksikan pengalaman masyarakat Asia dan mampu membuat mereka melihat Allah dalam beragam pengalaman pribadi di hidup kesehariannya.
Selain itu, Choan-Seng Song juga mengutarakan pemikirannya terkait sejarah Israel yang merupakan sejarah kesalamatan. Song merefleksikan bahwa sejarah Israel yang ada dalam Kitab Suci dan sejarah Gereja yang ada merupakan simbol dari Allah yang menyelamatkan bangsa-bangsa di dunia. Oleh karena itu, semua bangsa juga patut bisa merasakan dan mengalami keselamatan yang sama. Pandangan Choan-Seng Song tentang sejarah keselamatan ini pun kemudian berkembang lebih mendalam dan disebut sebagai Teologi Transposisi.
You may also like
Archives
Calendar
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 |